Wow, Anggaran Baju Dinas Anggota DPRD Sulsel Hampir 1 Milliar
Jakarta - DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) belum lama ini menganggarkan Rp 1 miliar
untuk 3 collection baju dinas. Ini menjadi heboh di media sosial
(medsos) lantaran dianggap bukan bagian dari refocusing anggaran di
tengah pandemi COVID-19.
Disebutkan, sebanyak 85 anggota DPRD Sulsel bakal mendapatkan 3 set
pakaian, yakni pakaian sipil harian, pakaian sipil resmi dan pakaian
dinas harian. Overall anggaran yang disiapkan ialah senilai Rp 935 juta
atau nyaris Rp 1 miliar.
"Baru dianggarkan tahun ini," ujar Sekretaris DPRD Sulsel Muhammad Jabir saat dimintai konfirmasi, Senin (16/8/2021).
Jabir mengatakan, anggaran nyaris senilai Rp 1 miliar untuk pakaian
dinas itu sudah sesuai aturan. Dia juga menyebutkan, satu collection
pakaian ditaksir hingga Rp 450 ribu dan merupakan nilai yang wajar.
Namun dia memaklumi angkanya terlihat besar karena anggota DPRD Sulsel
sendiri berjumlah 85 orang.
"Kalau itu per pasang 750 ribu dengan ongkos jahitnya dan segala macam
pajaknya kan jatuhnya pasti 450 ribu Pak. Memang nilainya tinggi tapi
karena DPRD banyak Pak, kali 85 mi Pak. Coba kalau 30 atau 50 orang
biayanya juga tidak sebesar begitu," katanya.
Dia juga mengatakan, proses pengadaannya baju dinas ini juga dipastikan sesuai aturan, yakni melalui tahap lelang.
"Begini Pak, soal baju itu kan prosedur lelang itu pun ada juga
aturannya. Tidak mungkin kita anggarkan kalau tidak jelas," ucap Jabir.
Menurut Jabir, pengadaan baju dinas itu juga berdampak secara langsung ke masyarakat, yakni ke tukang jahit.
"Ceritanya itu dilelang. Pengusaha bisa dapat (pekerjaan). Bisa
pekerjakan karyawannya kan begitu maksudnya. Tujuan memperdaya ekonomi
juga Pak. Kalau tidak dilelang juga kan komunitas penjahit juga tidak
dapat apa-apa Pak.
Itu dilema juga. Beda kalau itu tidak ada efeknya di
masyarakat," kata Jabir.
Jabir menambahkan, semua pihak baiknya bijak menilai hal ini. Sebab,
pengadaan baju dinas selain sudah sesuai aturan juga bukan pengadaan
yang tidak efektif.
"Di sisi lain kita juga menggerakkan ekonomi, di situ logikanya. Beda
kalau itu anggaran tidak ada efektif ke masyarakat. Contoh umpamanya
gajinya (gaji anggota dewan), tunjangannya dikasih naik, nah itu baru
kan bisa jadi masalah," katanya.
Jabir Singgung Pengadaan Baju Dinas Anggota DPRD Tangerang
Jabir menilai, hebohnya pengadaan baju dinas ini tak lepas dengan
pengadaan baju 'Louis Vuitton" DPRD Tangerang. Jabir pun memastikan
pengadaan baju dinas oleh DPRD Sulsel berbeda dengan yang DPRD
Tangerang.
"Ini awalnya dari Tangerang, itu mungkin tidak wajar pakaiannya
mungkin. Kalau kami tidak Pak. Karena memang kualitasnya standar
internasional di jahit pula," kata Jabir.
"Kedua beda kalau kita beli ya, kalau ini tidak Pak. Usaha-usaha UKM
itu jalan Pak. Untuk memberdayakan penjahit-penjahit kecil menengah bisa
bergerak juga ekonominya," lanjut Jabir.
Jabir Klaim DPRD Sulsel Refocusing Anggaran Rp 159 Miliar Jabir turut menanggapi DPRD
Sulsel tidak peka atas pengadaan baju dinas
ini. Dia lalu mengklaim bila DPRD Sulsel pada tahun ini telah melakukan
redoubling anggaran Rp 190 miliar.
"Masalahnya dilema juga, kalau kedua di recofusing DPRD kan itu sudah banyak, ini tahun ini 159 miliar Pak,"kata Jabir.
ementara di tahun sebelumnya, lanjut Jabir, DPRD Sulsel juga telah melakukan recofusing anggaran hingga Rp 175 miliar.
"Artinya thing kecil saja Pak kalau pengadaan baju, kan begitu
logikanya. Beda kalau itu anggaran tidak ada efeknya ke masyarakat,"kata
Jabir.
"Jadi semua yang bersifat pengadaan barang dan jasa ada efeknya ke
masyarakat, pasti ini berdampak, bergerak juga ekonomi,"katanya.
Komentar
Posting Komentar