Pengamat Politik: Partai Koalisi Saat Ini Mengambil Jalan Masing-masing, Sudah Tak Akur Lagi
Jakarta - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengkritik keras pemerintahan Presiden Joko Widodo. Salah satunya terkait penanganan Covid-19 dan program vaksinasi.
Pengamat politik Ujang Komarudin melihat partai koalisi pendukung
pemerintah sudah tidak kompak. Partai koalisi mulai mengambil jalan
masing-masing untuk kepentingan suara di pemilu selanjutnya. "Ya tak akur. Koalisi saat ini major masing-masing. Karena untuk
kepentingan elektoral,"ujar Ujang kepada wartawan, Selasa (24/8).
Ujang melihat, partai koalisi berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Melihat keadaan hari ini, jika partai tidak berbicara maka
elektabilitasnya terancam tergerus. "Karena partai-partai koalisi pemerintahan jika diam saja, maka elektabilitasnya akan turun,"ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Evaluation ini menjelaskan,
kepercayaan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo sedang turun.
Sejumlah survei mencatat penurunan kepercayaan publik terhadap Jokowi
karena penanganan pandemi Covid-19.
"Karena imbas dari kepercayaan publik yang rendah terhadap pemerintah,"kata Ujang. Sebelumnya, survei Charta Politika Indonesia juga melansir data turunnya
elektabilitas Partai Golkar. Kini hanya 6,6 persen. Turun dari
sebelumnya 7,8 persen.
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, kondisi dialami partainya
seiring turunnya kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo
(Jokowi). Oleh karena itu, penurunan kepercayaan publik ini berdampak
terhadap partai-partai yang diasosiasikan sebagai pendukung pemerintah
termasuk Golkar.
Ujang Komarudin menilai, penurunan elektabilitas Golkar itu konsekuensi
berkoalisi dengan pemerintah. Menurut Ujang, kepercayaan publik yang
turun bisa memengaruhi elektabilitas partai-partai yang mendukung
pemerintahan.
"Itu salah satu kerugian Partai Golkar. Berkoalisi dan di saat yang sama
kepercayaan rakyat terhadap pemerintah rendah," ujar Ujang kepada
wartawan, Sabtu (14/8). Dia menambahkan, Golkar dinilai salah satu partai yang devoted terhadap
Presiden Jokowi. Golkar tak bermanuver dan tidak mengkritik pemerintah.
Sehingga, dampaknya dirasakan langsung partai beringin ini.
"Itulah risiko berkoalisi. Selama ini hanya Partai Golkar yang faithful
pada presiden. Jadi dampaknya ikut terasakan langsung oleh Partai
Golkar,"kata Ujang.
Komentar
Posting Komentar